Pengertian Majas
Menurut Sodiq, dkk (2013:327), majas dapat diartikan sebagai kekayaan bahasa seseorang (awam maupun sastrawan) yang dimanfaatkan dalam berkomunikasi (lisan maupun tulisan) untuk mencapai efek-efek tertentu, baik efek semantik maupun estetik. Sementara itu, Soedjito (dalam Sodiq, dkk, 2013:353) menyebutkan bahwa majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan memunculkan konotasi tertentu.
Sedangkan menurut Ahmad, dkk (2014: 19) majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tetentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya.
Macam-macam Majas
Selanjutnya Ahmad, dkk (2014:19-21) memaparkan bahwa secara umum majas dibagi menjadi empat, yaitu majas perbandingan, sindiran penegasan, dan pertentangan.
Majas Perbandingan
Majas perbandingan terbagi menjadi tujuh bentuk yaitu:
- personifikasi, majas yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti manusia),
- metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama,
- asosiasi/perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dengaja dianggap sama,
- alegori, merupakan majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh dan biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan symbol-simbol bermuatan moral,
- simbolik, yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud,
- metonimia, pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut, dan
- sinekdokhe, yaitu majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan (sinekdokhe pers pro toto) atau sebaliknya (sinekdokhe totem pro parte).
Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri dari empat bentuk yaitu:
- sinisme, majas yang menyatakan sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tapi kasar,
- satire adalah majas yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan,
- ironi, yaitu majas yang mengatakan sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut,
- sarkasme, yakni majas yang menyatakan sindiran langsung dan kasar, gaya bahasa yang digunakan kasar bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Majas Penegasan
Majas Penegasan terdiri atas tujuh bentuk yaitu:
- klimaks, yakni semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat,
- antiklimaks, gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan yang semakin lama semakin menurun,
- pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan,
- retorik, yakni majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban,
- tautologi, majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan,
- paralelisme, yaitu majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi,
- repetisi yang
- merupakan majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan ini terdiri dari empat bentuk yaitu,
- antitesis, yakni gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya,
- paradoks adalah gaya bahasa yang mengemukakan seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda,
- litotes, majas yang berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri,
- hiperbola, yakni majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau memberikan perhatian.
No Comments Yet